Rabu, 09 April 2014

PERBURUAN IMAGINER

            Adakah orang yang tidak ingin kaya ? mungkin jawabannya adalah tidak ada. Kalaupun toh ada, pastinya sangat sulit untuk menemukan orang yang tidak suka sama harta. Tetapi pernahkah kita berfikir untuk apa sebenarnya harta kekayaan yang kita buru tersebut? Barangkali kita setuju dengan anggapan bahwa dengan memiliki harta kekayaan yang melimpah, kita bisa mewujudkan segala keinginan kita dengan mudah. Kita tidak perlu berdesak-desakan untuk naik bus kota ketika hendak berpergian, untuk makan enak kita hanya tinggal pesan atau pergi ke restaurant, untuk tidur kita tinggal bertelekan di kasur yang empuk. Tetapi benarkah semua kekayaan itu mampu membuat kita mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bukankah kebahagiaan itu semu?
        Bila kita berpikir obyektif, pasti kita akan kagum dengan sabda Rosul yang mengatakan bahwa “Kekayaan sejati bukanlah tumpukkan kekayaan materi, melainkan ia adalah tumpukan kekayaan jiwa.” Memang benar demikian, kebahagiaan yang hakiki itu sesungguhnya hanya dapat dibeli dengan kekayaan jiwa, bukan kekayaan harta. Seberapa banyak harta yang kita miliki, tetap saja tidak akan mampu membeli kebahagiaan sejati (kepuasan batin). Sebagaimana pendapat salah satu ahli fikir barat :
WHAT MONEY WILL BUY....
A BED BUT NOT SLEEP
BOOKS BUT NOT BRAINS
FOOD BUT NOT APPETITE
FINERY BUT NOT BEAUTY
A HOUSE BUT NOT A HOME
MEDICINE BUT NOT HEALTH
LUXURIES BUT NOT CULTURE
A MUSEMENTS BUT NOT HAPPINES
RELIGION BUT NOT SALVATION
          Dan itu semua sudah banyak buktinya, kita bisa melihat bagaimana seorang hartawan, pengusaha sukses Austria Carl Raberder merasa harta yang dimiliki tidak memberikan kebahagiaan, akhirnya semua hartanya diberikan kepada yayasan sosial. Bagaimana orang-orang kaya, tetapi rumah tangga berantakan, tidak ada kebahagiaan. Tetapi banyak juga orang yang hidup pas-pasan secara materi, tetapi hidupnya dipenuhi dengan senyum kebahagiaan.
Sekarang coba kita renungkan pula kebenaran sebuah ungkapan berikut : “Merasa puas terhadap apa yang diperoleh, membuat orang fakir seolah kaya-raya. Sedangkan serakah, dapat membuat orang kaya seolah-olah fakir.”
Sehingga untuk semua sahabat, manusia adalah makhluk yang menginginkan kebahagiaan. Karena itu, janganlah kita tertipu dengan harta kekayaan. Karena harta kekayaan itu bukanlah sumber kebahagiaan, mereka hanyalah alat kebahagiaan saja. Jika manusia tidak bisa menggunakan dan mengelolanya dengan baik, maka manusia tidak akan mencapai apa yang namanya sebuah kebahagiaan jiwa, sebuah kebahagiaan hakiki setiap manusia.

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal-amal yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Rabb-mu, serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Q.S Al Kahfi : 46)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar